Pengembangan jaringan pemasaran pun dirintis terus dalam kapasitas nasional dan internasional, bertujuan agar kita tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan harga gaharu di tingkat internasional. Banyak rakyat pedesaan Nagekeo bertanya pada penulis, apakah anda sudah menyiapkan pemasarannya? Jelas sebagai orang pinggiran seperti saya ini, pasti menghendaki yang terbaik buat rakyat yang senasib dan sependeritaan dengan saya. Tentu saya tidak sendiri di Negeri ini dalam urusan perdagangan gaharu nasional dan internasional; ada asosiasi pengusaha eksportir gaharu Indonesia (baca: Asgarin) dan ada Konsorsium Berlian Hijau di Indonesia atau ada kelompok lainnya yang punya minat bisnis gaharu. Jelas pemasarannya ada, namun barang gaharunya mana? Kita harus menanam dulu, sesudah itu kita budidayakan secara bagus dan kita akan pasarkan secara profesional. Inilah jawaban saya, ketika saya ditanya oleh para petani gaharu Nagekeo .
Proses kematangan cara berpikir dan bertindak dalam organisasi LEGISDA, tentu mendahulukan pembangunan ekonomi gaharu di Kabupaten Nagekeo sejak 2010. Kita tidak sedang tergesa-gesa membangun ekonomi gaharu Nagekeo, tetapi kita rancang secara terpadu dari hulu sampai hilir bagaimana membangun industri gaharu secara mantap di Nagekeo.
Legisda, terus berkiprah positif dalam motif pembangunan pro rakyat kecil, apapun alasannya ke depan, Legisda tetap mengandalkan kerja sama dengan mitra-mitra Legisda (baca: Pemda Nagekeo, CV. Alam Tropika, Konsorsium Berlian Hijau, Kadin Yogyakarta, dan Asgarin). Sehingga kita terus membina hubungan baik kepada siapapun; asalkan kita punya tujuan sama membangun ekonomi gaharu secara konsisten di pedesaan Nagekeo.
Sumber, Legisda 2010:
Direktur Legisda bersama para Pemateri Pelatihan Gaharu, di Yogyakarta.
Kita perlu membina keharmonisan dalam membangun ekonomi gaharu Nagekeo. Kita harus memiliki budaya merangkul yang erat, agar kemitraan kita dalam bisnis gaharu dapat berkelanjutan di masa depan. Inilah cara-cara kita memihak kepada rakyat di pedesaan Nagekeo, semakin hari semakin kita perkuat hubungan kemitraan itu; sehingga mimpi sang penulis akan menjadi kenyataan di kemudian hari. Bahwa proses kemitraan dalam bisnis gaharu nasional dan internasional dapat terwujud, jika kita berpikir positif dan bertindak positif dalam berbagai kemitraan kita dengan siapapun yang terlibat dalam bisnis gaharu tersebut.
Sumber, Legisda 2009:
Contoh Kebun Benih Gaharu Legisda di Aekana
Nangaroro Nagekeo.
Tujuan kebun benih gaharu, adalah agar ke depan para petani dapat menimba ilmu pengetahun gaharu secara tepat dan ilmiah. Kebun benih dapat menjadi lokasi PPL atau KKN para mahasiswa yang berminat gaharu. Kebun benih gaharu dapat menjadi lokasi agrowisata kaum wisatawan manca Negara di daerah Nagekeo. Secara sederhana Kebun benih gaharu milik Frans Mado ini, telah memberi dampak positif buat petani sekitarnya. Cita-cita saya sederhana bagaimana Nagekeo menjadi Kabupaten Swasta, agar daerah ini tidak penuh dengan para korupsi, makanya saya ajak mereka tanam gaharu di kebun masing-masing. Kalau sudah punya pohon gaharu 1000-5000 pohon, jelas kita akan evaluasi apakah daerah Nagekeo ini masih tinggi kasus korupsinya atau tidak, marilah kita minta waktu yang akan membuktikannya ke depan.
Sejenak kita bisa menikmati bahwa lahan sawah pun bisa kita tanam tanaman gaharu. Fokus kita bahwa areal lahan gaharu diperhitungkan betul, agar tidak mengganggu lahan pertanian tanaman pangan kita. Secara proposional kita dapat memanfaatkan lahan kosong kita dengan tanaman gaharu lokal. Penulis akan sangat berbangga dan bahagia, jika di pedesaan Nagekeo telah tumbuh jutaan anakan Gaharu lokal ini, karena hasil olahan gubal gaharu dan minyak gaharu dapat meningkatkan ekonomi keluarga kita secara signifikan. Penulis sangat penasaran dengan kemiskinan rakyat di pedesaan Nagekeo, namun penulis lihat juga ada banyak koperasi, bank, dan kelompok tani mengapa mereka tidak segera terjun ke bisnis gaharu? Mungkin analisa ekonomi mereka agak berbeda dengan penulis saat ini, mudah-mudahan ke depan kita berada dalam jalur yang sama yaitu membangkitkan ekonomi gaharu sebagai andalan pertumbuhan ekonomi daerah Nagekeo.
Sumber, Legisda 2010:
Menatap ekonomi gaharu Nagekeo ke depan
Penulis selalu memegang teguh komitmen untuk memperbanyak anakan gaharu dari tahun ke tahunnya di Nagekeo, dan terus bergandengan tangan dengan para petani di pedesaan Nagekeo agar kita satu bahasa, yaitu menciptakan pekerjaan baru di bidang bisnis gaharu bagi anak cucu kita dengan tangan kita sendiri. Kita membutuhkan budaya kerja yang cerdas dan profesional di pedesaan Nagekeo; marilah kita mulai dari bisnis gaharu lokal.
Tantangan selalu ada di sana-sini, kritikan jelas ada di sana-sini; yang utama kita tulus dan iklas terus mengedepankan rasa persaudaraan dan keharmonisan dalam kita membina para petani gaharu tersebut. Kita menerapkan konsep saling berdampingan yang serasi dalam memajukan Nagekeo.
Jika kita pegang teguh pada bisnis gaharu, sembari kita kemas produk gaharu ini dengan berbagai inovasi lokal yang ada, maka ke depan kita akan sukses dengan berbisnis gaharu. Urusan kita adalah bagaimana produk gaharu lokal ini, dapat terjual di pasaran gaharu internasional.
Penulis senantiasa terus mencari solusi terbaik dan tepat, untuk memajukan agribisnis gaharu Nagekeo. Komunikasi intensif akan dikembangkan dengan para petani gaharu Nagekeo, Pemda Nagekeo, dan mitra bisnis Legisda di tingkat Nasional dan Internasional.
Sumber, Legisda 2010:
Produk gubal gaharu berkualitas global.
Modifikasi dan diversifikasi komoditas gaharu terus kita kembangkan ke depan, agar peruntukan gaharu dapat dipakai dalam bidang farmasi, kencantikan, asesoris (pigura, mebel, kontas dan tasbeh, patung, dll), pedupaan religus, industri parfum dan minyak urut lainnya.
Sumber, Legisda 2010:
Contoh Gubal Gaharu Lokal
Ulasan adventorial gaharu ini, bertujuan bahwa apabila kita pergi pelatihan ke kawasan lain, kalau pulang ke daerah, maka kita bawa oleh-oleh informasi bagi rakyat kita, jangan bawa tangan kosong ke daerah Nagekeo. Cobalah menjadi tokoh teladan yang bijak dan terus menanamkan kebajikan serta perbuatan baik di tingkat rakyat Nagekeo, agar mereka juga dapat manfaat pengetahuan teknis tentang apa yang kita peroleh di luar sana.
Sumber , Legisda 2010:
Contoh resin gaharu (getah gaharu) ekspor
Setelah setahun berkebun gaharu (2009-2010), di kebun contoh Legisda menjadi lokasi kunjungan wisatawan agrowisata di Nangaroro. Turis Australia ikut ke kebun contoh gaharu, milik Frans Mado. Informasi agrowisata kebun Gaharu terus dipromosi ke dunia Australia, bahwa orang Nagekeo dapat melakukan kerja sama dengan kalangan Australia atau Negara lainnya untuk mengembangkan kerja sama pengembangan bisnis gaharu di Nagekeo. Walaupun usaha ini terlihat sederhana, namun para turis agrowisata ini, bisa menceritakan keunikan kebun contoh gaharu ke rekan-rekannya di Australia.
Sumber, Legisda 2011:
Wistawan Agrowisata Kebun Contoh Gaharu
Peran agrowista kebun contoh gaharu turut membuat wisatawan gembira, bahwa sesungguhnya petani Flores asal Nagekeo tidaklah miskin. Mereka akan menceritalan hasil perjalanan mereka kepada beberapa kalangan yang peduli dengan bisnis gaharu di Australia. Tujuannya ke depan agar mereka dapat membeli produk gaharu Nagekeo untuk kepentingan industri parfum mereka.
Selain wisatawan Australia, kebun contoh gaharu Legisda ini, juga dikunjungi wisatwan dari Negara Perancis. Mereka juga katakan, bahwa industri minyak gaharu Nagekeo ke depan dapat dipromosi ke Negara Perancis. Dukungan sederhana ini dapat membawa hasil di masa depan; bagi perkembangan ekonomi gaharu Nagekeo.
Legisda masih belum memiliki laboratorium pembuatan jamur Fusarium, sp; maka Direktur Legisda akan terus menjaring korespondensi dengan beberapa pengusaha Australia dan Perancis untuk dapat bekerja sama dalam pengadaan mesin penyulingan minyak gaharu dan peralatan laboratorium jamur di Kebun contoh gaharu di Nangaroro tersebut.
Sumber, Legisda 2011:
Contoh produksi Jamur Fusarium sp, dalam kemasan botol kaca.
Secara bertahap memang, kami mengembangkan program pembangunan ekonomi gaharu lokal ini, di pedesaan Nagekeo. Semoga impian dan mimpi indah ini, akan menjadi kenyataan yang baik di masa depan bagi rakyat Nagekeo.
Kita butuh tindakan nyata di Pedesaan Nagekeo, bukan retorika kosong atau omong doang di depan publik Nagekeo. Ke depan kita membutuhkan Pemimpin Nagekeo yang memiliki visi “pro rakyat”. Kami sudah mulai dari kebun gaharu yang sederhana, mana bukti Anda yang lain? Marilah kita berkompetisi membangun Rakyat Nagekeo. Terima kasih.
Sumber, Legisda 2010
Pembibitan anakan Gaharu Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar